Senin, 18 Januari 2016

Amphibia - Amfibi



   Hewan Amphibi pada umumnya didefinisikan sebagai hewan bertulang belakang yang bisa hidup di dua alam (air dan darat), dimana saat kecil sistem pernafasannya menggunakan insang dengan habitat hidup di air dan setelah dewasa sistem pernafasannya berubah menggunakan paru – paru dengan habitat hidup didarat. Contoh amfibia yang terdapat di Indonesia adalah dari ordo gymnophiona dan ordo salientia. Ordo gymnophiona adalah hewan semacam amfibi tidak berkaki yang badannya mirip dengan cacing besar atau belut sedangkan ordo salientia adalah katak dan kodok. Satu lagi ordo amfibi, yang tidak terdapat secara alami di Indonesia, adalah ordo caudata atau yang terkenal dengan julukan salamander dengan tubuh serupa kadal yang hidup dihabitat empat musim namun berkulit licin tanpa sisik.
   Amfibia mempunyai ciri-ciri tubuh diselubungi kulit yang berlendir, merupakan hewan berdarah dingin (poikiloterm), mempunyai jantung yang terdiri dari tiga ruangan yaitu dua serambi dan satu bilik, mempunyai dua pasang kaki dan pada setiap kakinya terdapat selaput renang yang terdapat di antara jari-jari kakinya dan kakinya berfungsi untuk melompat dan berenang, matanya mempunyai selaput tambahan yang disebut membran niktitans yang berfungsi saat berada didalam air, kulit dan hidungnya mempunyai katup yang mencegah air masuk ke dalam rongga mulut ketika menyelam, berkembang biak dengan cara bertelur dan dibuahi oleh pejantan di luar tubuh induknya (pembuahan eksternal). Class Amphibi ini memiliki 8.000 species dimana ordo Temnospondyli & ordo Lepospondyli telah punah dan hanya tersisa 3 ordo saja sampai sekarang :



1. Ordo Anura / Salientia ( Frog-Katak & Toad-Kodok ) : Anura memiliki arti hewan yang tidak memiliki ekor yang lebih merujuk pada ordo ini, terdapat 4500 species yang tersebar diseluruh penjuru bumi kita. Ordo ini memiliki ukura yang beraneka ragam dari mulai yang berukuran 10mm sampai dengan 60cm. Anura memiliki perbedaan dengan dua ordo lainnya karena ordo ini memiliki empat kaki dengan ukuran kaki belakang lebih panjang dan besar yang digunakan untuk memanjat dan melompat. Ordo Anura ini umumnya melakukan fertilisasi eksternal (penyatuan sel kelamin jantan dan betina terjadi di luar tubuh betina) yang terbagi menjadi dua jenis Katak-Frog & Kodok-Toad, meskipun tampak serupa namun mereka memilik perbedaan yang akan dibahas dibawah ini........

A.Katak-Frog 
   Banyak spesies katak yang terisolasi dalam rentang terbatas oleh perubahan iklim atau wilayah dan keanekaragaman yang lebih besar terdapat pada daerah beriklim tropis daripada daerah lainnya. Katak hidup hampir di semua benua kecuali Antartika, ada beberapa katak yang hidup didaerah kering (Cyclorana) dengan membuat kepompong air didalam tanah, ada juga yang hidup didaerah dingin (Sylvatica Rana) dengan mengubur diri didalam tanah selama musim salju. Dari 4.035 species katak diseluruh bumi ada sekitar 120 yang telah punah, 1.356 yang terancam punah dan 1.427 yang masih belum diketahui statusnya, dan 1.132 yang belum teridentifikasi menurut penelitian dari Canada pada tahun 2006. Populasi katak ini semakin berkurang tiap tahunnya dikarenakan banyak sebab diantaranya penggundulan hutan, predator alami, polusi oleh kegiatan manusia, perubahan iklim, radiasi sinar ultraviolet, penyakit/parasit hewan, kontaminasi bahan kimia, dll. 
   Saat ini di negara Panama terdapat sebuah lembaga konservasi penelitian, penangkaran, dan penyelamatan mengenai Ordo Anura ini sejak tahun 2007 lalu untuk melindungi hewan amphibi ini dari kepunahan dimana jumlahnya yang semakin menurun tiap tahunnya. Ciri - ciri dari katak yakni memiliki kulit halus, berlendir dan lembab, bernafas menggunakan paru – paru, memiliki kaki belakang panjang dan berselaput yang membantu mereka saat berenang, melompat dan memanjat, lebih banyak menghabiskan waktunya di air, memiliki bentuk tubuh yang ramping, bentuk jari - jari pada katak berbentuk bulat yang berfungsi untuk menempel pada benda tertentu, memiliki gigi, berwarna cerah, dan pada umumnya tidak beracun. Katak ini terbagi kedalam 3 Family yakni...

Family Archaeobatrachia :
1. Ascaphidae (2 Species).
2. Leiopelmatidae (1 Genus 7 Species).
 
Family Mesobatrachia :
1. Megophyridae (9 Genus 134 Species).
2. Pelodytidae (1 Genus 3 Species).
3. Pipidae (5 Genus 33 Species).

Family Neobatrachia :
1. Amphignathodontidae (2 Genus 70 Species).
2. Aromobatidae (3 Genus 4 Species).
3. Arthroleptidae (3 Genus 7 Species 142 Subspecies).
4. Brachycephalidae (1 Gnenus 28 Species).
5. Calyptocephalellidae (2 Genus 4 Species).
6. Centrolenidae (3 Genus 11 Species).
7. Craugastoridae (3 Genus 18 Species).
8. Dendrobatidae (3 Genus 13 Species 179 Subspecies).
9. Eleutherodactylidae (2 Genus 4 Species 302 Subspecies).
10. Heleophrynidae (2 Genus 6 Species).
11. Hemisotidae (1 Genus 9 Species).
12. Hylidae (3 Genus 49 Species 898 Subspecies).
13. Hylodidae (3 Genus 46 Species).
14. Hyperoliidae (3 Genus 18 Species 213 Subspecies).
15. Leptodactylidae (3 Genus 13 Species 195 Subspecies).
16. Mantellidae (3 Genus 4 Species 188 Subspecies).
17. Myobatrachidae (3 Genus 21 Species 119 Subspecies).
18. Pseudis (7 Species).
19. Ranidae (8 Genus 15 Species 235 Subspecies).
20. Rhacophoridae (2 Genus 18 Species 378 Subspecies).
21. Rhinodermatidae (2 Species).
22. Sooglossidae (2 Genus 4 Species).
23. Strabomantidae (2 Genus 16 Species 616 Subspecies).


B. Kodok-Toad.
   Kodok merupakan salah satu dari spesies amfibi pada ordo Anura dengan ciri – ciri memiliki kulit kasar, berkutil, kering dan bernafas menggunakan kulit luar yang merupakan bentuk khusus dari katak. Kodok memiliki kaki belakang yang pendek dan tidak berselaput yang membantu untuk berjalan didarat, memiliki bentuk tubuh yang gemuk dan pendek dengan bentuk jari - jari pada kodok menyerupai cakar yang digunakan untuk menggali. Kodok tidak memiliki gigi, berwarna kusam, dan hampir semuanya memiliki racun pada bagian belakang mata yang disebut dengan kelenjar parotoid yang berbentuk seperti bintil/benjolan dengan habitat hidup terestrial. Dalam taksonomi ilmiah, kodok dibedakan kedalam 7 family meskipun secara visual hampir serupa dengan katak yakni sebagai berikut :

Family Bombinatoridae
1. Barbourula (2 Species).
2. Bombinatoridae (8 Species).

Family Bufonidae
1. Adenomus (3 Species).
2. Altyphrynoides (2 Species).
3. Amiethophrynus (38 Species).
4. Anaxyrus (22 Species).
5. Ansonia (30 Species).
6. Atelopus (82 Species).
7. Bofoides.
8. Bufonidae (37 Species).
9. Capensibufo (2 Species).
10. Churamiti.
11. Crepidophryne (3 Species)

Family Discoglossidae
1. Alytes (5 Species).
2. Discoglossidae (6 Species).
3. Enneabatrachus ( Punah ) 

Family Microhylidae
1. Asterophryinae
  • Albericus (18 Species).
  • Austrochaperina (25 Species).
  • Callulops (23 Species).
  • Cophixalus (64 Species).
  • Oreophryne (50 Species).
2. Cophylinae
  • Anodonthyla (11 species).
  • Platypelis (13 species).
  • Plethodontohyla (10 species).
  • Rhombophryne (13 species).
  • Stumpffia (16 species).
3. Dyscophus (3 species).

4. Melanobatrachinae
  • Hoplophryne (2 species).
5. Microhylinae
  • Chiasmocleis (20 species).
  • Elachistocleis (17 species).
  • Kalophrynus (25 species).
  • Kaloula (17 species).
Family Pelobatidae
1. Pelobatidae (2 genus 5 species).

Family Rhynophrynidae
1. Rhynophrynidae

Family Scaphiopodidae
1. Scaphiopodidae (2 genus 7 species).


2. Ordo Caudata : Salamander adalah nama umum bagi sekitar 550 spesies amphibi yang secara umum dicirikan oleh penampilan mirip kadal, dengan tubuh ramping, hidung pendek, dan ekor yang panjang. Semua fosil dan speciesnya yang telah punah dimasukkan ke dalam Ordo Caudata, sedangkan spesiesnya yang masih ada digolongkan bersama ke dalam Urodela dengan habitat hidup dilahan basah dengan tingkat kelembapan yang tinggi. Ketika bertemu predator, salamander mengeluarkan racun (tetrodotoxin) menyerupai lendir untuk menghadapi serangan yang berada pada bagian ekornya. Mereka makhluk vertebrata yang unik karena mereka dapat menumbuhkan kembali bagian tubuh yang hilang atau rusak. Semua keluarga salamander masa kini dikelompokkan bersama di bawah nama ilmiah Urodela. 
   Keragaman Salamander adalah yang paling melimpah di belahan bumi utara dan sebagian besar spesies ditemukan di zona Holartic & zona Neotropical, beberapa spesies salamander sepenuhnya ada yang berhabitat aquatik sepanjang hidup mereka. Ordo ini adalah termasuk hewan karnivora  seperti pada beberapa speciesnya untuk sebagai contohya, Andrias (Giant Salamanders) memakan kepiting, ikan, mamalia kecil, amfibi, dan serangga air. Desmognathus (Lungless Salamanders) merupakan pemakan cacing tanah, lalat, kumbang, ulat, ngengat, kupu – kupu, laba – laba, belalang dan kutu. Kanibalisme pun kadang terjadi terutama ketika sumber daya yang singkat atau waktu terbatas sehingga menyebabkan mereka memakan sendiri larva, berudu dan salamanders muda dari speciesnya sendiri maupun species lainnya. Ada sekitar 655 spesies hidup dari salamander, sepertiga dari spesies salamander yang diketahui ditemukan di Amerika Utara sedangkan yang lainnya tersebari dipenjuru bumi dengan habitat air yang lembap dan konsentrasi populasi tertinggi ini ditemukan di wilayah Pegunungan Appalachian, di mana Plethodontidae (Lungless Salamanders) diduga berasal dari sungai gunung tersebut, berikut ada klasifikasinya :
A. Caudata :
  1. Karauridae (PUNAH).
  2. Marmorerpeton (PUNAH).
B. Urodela :
  • Amphiumas or Congo Eels
  1. One-toed Amphiuma.
  2. Three-toed Amphiuma.
  3. Two-toed Amphiuma.
  • Asiatic Salamanders
  1. Batrachuperus - (Chinese stream salamanders).
  2. Hynobius - (Asian salamanders).
  3. Liua (Wushan salamanders).
  4. Onychodactylus (Clawed salamanders).
  5. Pachyhynobius (Stout salamanders).
  6. Paradactylodon (Middle eastern stream salamanders).
  7. Pseudohynobius.
  8. Ranodon (Semirichensk salamanders).
  9. Salamandrella (Siberian salamanders).
  10. Protohynonius (PUNAH).
  • Giant Salamanders
  1. Ukrainurus (PUNAH).
  2. Chunerpeton (PUNAH).
  3. Cryptobranchidae :
Aviturus, Ulanurus, Zaissanurus (PUNAH).
Andrias(Giant Salamander).
Cryptobranchus (Hellbender).

  • Lungless salamanders
  1. Bolitoglossinae - 12 Subfamily dan 281 Species.
  2. Hemidactyliinae.
  3. Plethodontinae - 9 Subfamily dan 99 species.
  4. Spelerpinae - 5 Subfamily dan 35 species.
  • Mole Slmdr
  1. Anderson's salamander.
  2. Axolotl salamander.
  3. Barred tiger salamander.
  4. Blue-spotted salamander.
  5. Blunt-headed salamander.
  6. California tiger salamander.
  7. Delicate-skinned salamander.
  8. Durango salamander.
  9. Frosted flatwoods salamander
  10. Granular salamander.
  11. Jefferson salamander.
  12. Lake Lerma salamander.
  13. Lake Patzcuaro salamander.
  14. Leora's Stream Salamander.
  15. Long-toed salamander.
  16. Mabee's salamander.
  17. Marbled salamander.
  18. Michoacan stream salamander.
  19. Mole salamander.
  20. Mountain stream salamander.
  21. Northwestern salamander.
  22. Plateau tiger salamander.
  23. Puerto Hondo stream salamander.
  24. Reticulated flatwoods salamander.
  25. Ringed salamander.
  26. Silvery salamander.
  27. Small-mouth salamander.
  28. Spotted salamander.
  29. Streamside salamander.
  30. Tarahumara salamander.
  31. Taylor's salamander.
  32. Tiger salamander.
  33. Tremblay's salamander.
  34. Yellow-peppered salamander.
  • Mudpuppies and olms
  1. Mioproteus (PUNAH).
  2. Orthophyia (PUNAH).
  3. Paranecturus (PUNAH).
  4. Necturus - 5 Species.
  5. Proteus - 2 Species
  • Pacific Giant Salamanders - 4 Species
  • Sirens
  1. Habrosaurus (PUNAH).
  2. Kababisha (PUNAH).
  3. Noterpeton (PUNAH).
  4. Pseudobranchus - 4 Species.
  5. Sirens - 6 Species.
  • Torrent Salamanders - 4 Species
  • Newts or True Salamanders
  1. Pleurodelinae - 15 Subfamily & 70 Species.
  2. Salamandrinae - 4 Subfamily & 13 Species.
3. Ordo Gymnophiona/Caecilian : atau yang biasa disebut sesilia atau apoda, mereka memiliki tubuh memanjang tanpa kaki seperti cacing besar atau belut yang bisa tumbuh hingga 1,5mtr. Hewan ini amat langka karena hanya ditemukan di daerah hutan-hutan yang masih baik dengan tekstur tanah yang gembur di dekat sungai atau rawa. Dijawa mereka disebut sebagai ulo duwel dikarenakan ekornya yang pendek/tidak ada dimana kloka yang berada pada ujung tubuh belakangnya. Kulit lembut dan berwarna gelap tak mengkilap meski pada bberapa species ada yang berwarna – warni yang membentuk lipatan seperti cincin sehingga nampak beruas – ruas. Seperti amfibia lain, di kulitnya ada kelenjar yang mensekresikan racun untuk mengusir pemangsa dan memiliki tulang tengkorak yang kuat dengan moncong meruncing untuk mendesak jalan melalui tanah atau lumpur.
   Karena kehidupan bawah tanahnya, sesilia memiliki mata yang sangat kecil yang ditutupi oleh kulit sehingga terlihat buta dan terbatas pada persepsi gelap atau terang. Semua sesilia memiliki sepasang tentakel yang berada di anatra mata dan lubang hidung, tentakel ini berguna sebagai indra penciuman kedua. Sesilia tersebar di Asia tenggara, amerika selatan dan afrika dengan habitat hidup tanah gembur, parit, tepi sungai, rawa, tumpukan batu atau kayu dekat wilayah perairan. Sesilia merupakan satu-satunya ordo amfibi yang pembuahannya internal (25% ovipar/bertelur dan 75% vivipar/beranak). Makanan sesilia tidak begitu diketahui, kemungkinan terbesar mereka adalah pemakan rayap, lalat, cacing & serangga kecil lainnya. Secara taksonomis sesilia dibagi menjadi 6 famili yaitu sebagai berikut :
  1. Caeciliidae/Common Ceacilia - 26 genus & 99 species.
  2. Ichthyophiidae/Fish Ceacilia - 2 genus & 39 species.
  3. Rhinatrematidae/Ceacilia paruh - 2 genus & 9 species.
  4. Scolecomorphidae/Tropice Ceacilia -
  5. Typhlonectidae-Aquatic Ceacilia
  6. Uraeotyphlidae-India Ceacilia
   Demikian artikel yang dapat penulis buat dan publikasikan..... kurang lebihnya penulis mohon maaf yang sebesarnya dan semoga artikel ini bermanfaat buat temen - temen dan para pecinta reptile di indonesia, baik digunakan untuk laporan sekolah, jurnal ilmiah, mading, kliping, sosialisai, dsb. Semoga artikel ini pun dapat menambah wawasan & pengetahuan para pembaca mengenai dunia reptil, terima kasih juga sudah meluangkan sedikit banyak waktunya untuk mampir dan membaca artikel ini. Anyway, kalo ada kurangnya harap maklum dan ditunggu juga kritik dan sarannya yang membangun untuk kesempurnaan dari artikel ini dan membuatnya menjadi lebih lengkap dan menarik lagi... thank you for reading :) :) :)





Sumber by :
-arkive, wikipedia, reptilemagazine, reptile-database, anapsid, aryanurullizardlovers, nationalgeographic.